materi pelabuhan dan bangunan pantai
Link Beberapa Materi Pelabuhan dan Bangunan Pantai:
bangunan pemecah pantai
pelabuhan perikanan
main_pantai_pelabuhan.pdf
pelabuhan perikanan 2
kawasan reklamasi
Dari Ketiga jenis studi yang ada diatas tersebut akan saling mendukung dan berkaitan antara satu sama lainnya. Cukup sekian untuk artikel APA ITU TEKNIK PANTAI semoga ilmunya dengan mudah dipahami buat kita semua. Terima Kasih Semoga Bermanfaat by Materi-Perkapalan
==================================================================
Sumber: http://zonabmi.org/index.php/modul/gelombang-elliptic-mild-slope
bangunan pemecah pantai
pelabuhan perikanan
main_pantai_pelabuhan.pdf
pelabuhan perikanan 2
kawasan reklamasi
APA ITU TEKNIK PANTAI
sumber : http://materi-perkapalan.blogspot.com/2013/07/teknik-pantai.html
Salah satu mata kuliah dari Teknik Perkapalan khususnya program studi kelautan akan membahas atau mempelajari Teknik Pantai. TEKNIK PANTAI merupakan cabang dari Teknik Sipil yang bersandar pada ilmu teknik kelautan (oceanography), meteorology, mekanika fluida, elektronika, mekanika struktur, geologi dan morfologi, matematika dan statistic, computer, mekanika tanah dan mekanika bahan.
Teknik pantai ini mempunyai aplikasi di daerah pantai, seperti contoh
penanggulangan masalah erosi pantai dengan membuat bangunan-bangunan
disekitar pantai, penanggulangan endapan di muara sungai dan alur
pelayaran serta kolam pelabuhan, pembangunan pelabuhan, dan lain
sebagainya.
1.studi teoritis dan matematis,
2.studi di laboratorium, dan
3.studi lapangan.
Bidang studi teknik pantai meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini :
- Perencanaan berbagai bangunan pantai seperti pemecah gelombang, Jetti, Groin, Dinding pantai, Revetment, dan lain sebagainya.
- Pengendalian masalah erosi pantai dengan pembuatan bangunan disekitar pantai dan melakukan penambahan sedimen di pantai.
- Stabilisasi muara sungai dengan melakukan pengerukan dan pembuatan bangunan.
- Peramalan arus dan elevasi muka air di estuary dan muara sungai serta pengaruhnya pada kualitas air, gerak sedimen, pelayaran, dan lain sebagainya. Biasanya ini dipelajari di mata kuliah perencanaan pelabuhan
- Perencanaan pelabuahan dan bangunan-bangunan pelengkapnya seperti pemecah gelombang, dermaga, dolphin, system penambatan, dan lain sebagainya.
- Studi penyebaran panas dari suatu pabrik, misalnya buang air panas dari pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) atau penyebaran polutan/limbah dari suatu pabrik.
- Reklamasi daerah pantai untuk daerah industry atau pemukiman yang ada disekitar pantai.
- Pengerukan perairan pelabuhan dan pembuatan material pengerukan.
1.studi teoritis dan matematis,
2.studi di laboratorium, dan
3.studi lapangan.
Dari Ketiga jenis studi yang ada diatas tersebut akan saling mendukung dan berkaitan antara satu sama lainnya. Cukup sekian untuk artikel APA ITU TEKNIK PANTAI semoga ilmunya dengan mudah dipahami buat kita semua. Terima Kasih Semoga Bermanfaat by Materi-Perkapalan
=================================================================
Kekuatan Bangunan Lepas Pantai
sumber: http://zonabmi.org/aplikasi/bangunan-lepas-pantai/kekuatan-bangunan-lepas-pantai.html
Kebutuhan
aktifitas enjinering pantai (perumahan, hotel, bangunan daerah
pariwisata, dermaga, pelabuhan dan lain-lain) dan lepas pantai (Oil Platform
dan lain-lain) mengenai informasi kondisi perairan sangat dibutuhkan.
Hal ini tidak lepas dari bagaimana seorang enjiner merancang suatu
struktur bangunan pantai dan lepas pantai yang berkaitan dengan bahan
dan komposisi bangunan agar kuat dan dapat bertahan lama. Faktor yang
paling berperan dari kondisi perairan tersebut adalah hempasan energi
gelombang, dinamika muka laut, proses sedimentasi, properti massa air
dan pola sirkulasi perairan. Jika dalam merancang struktur bangunan
pantai dan lepas pantai sudah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut
maka dapat dipastikan suatu bangunan pantai dan lepas pantai dapat lebih
kuat dan memiliki umur yang lebih lama.
Pengamatan kondisi perairan untuk
mengetahui karakteristiknya akan memakan waktu dan biaya yang besar,
karena informasi tersebut didapatkan dengan melakukan pengamatan yang
komprehensif dengan parameter pengamatan perairan yang lengkap. Melalui
pemanfaatan teknologi pemodelan, kendala tersebut dapat diatasi dengan
membangun berbagai macam skenario pemodelan untuk mensimulasikan kondisi
perairan pada periode waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
Hasilnya dapat diketahui dampak kondisi perairan seperti apa yang
mungkin akan mempengaruhi kondisi kekuatan struktur bangunan pantai dan
lepas pantai tersebut.
Modul model Hidrodinamika digunakan
untuk mengetahui pola sirkulasi dari skenario model yang dibangun.
Pertimbangan kuat lemahnya arus, dengan modul model ini dapat dimasukan
dalam parameter rancangan bangunan pantai dan lepas pantai. Beragam
modul gelombang juga telah disediakan yang disesuaikan dengan
karakteristik perairan yang akan dikaji. Modul model gelombang ini untuk
mengetahui karakteristik dari parameter-parameter yang berperan dalam
mempengaruhi kondisi kekuatan struktur bangunan terhadap hempasan energi
gelombang. Kepadatan dan pergerakan sedimen dasar dalam jangka waktu
panjang dapat pula dipertimbangkan dalam merancang kekuatan dari
struktur bangunan pantai dan lepas pantai. Modul yang disediakan adalah
modul model Pergerakan Sedimen Dasar. Proses erosi pantai dan erosi
sedimen dasar perairan akan mempengaruhi kekuatan struktur bangunan
dalam jangka waktu lama. Jika diperlukan kajian yang lebih mendalam pada
daerah di perairan estuari maka modul Aliran Sungai dapat
diintegrasikan sehingga mampu menganalisis secara lebih komprehensif
mengenai rancangan kekuatan struktur bangunan dan kaitannya dengan
energi yang dilepas dari perairan estuari yang memiliki muara sungai.
Modul model yang dapat digunakan untuk membangun model dengan skenario dan simulasi kekuatan bangunan lepas pantai dapat dilihat pada menu yang terdapat di bagian kanan.
=================================================================
Kestabilan Bangunan Lepas Pantai
Sumber: http://zonabmi.org/aplikasi/bangunan-lepas-pantai/kestabilan-bangunan-lepas-pantai.html Seringkali
terjadi ketika terlihat sebuah dermaga atau penghalang gelombang
mengalami patah pada struktur bangunannya atau mengalami kemiringan
tertentu. Kejadian tersebut akibat tidak stabilnya struktur bangunan di
pesisir (perumahan, hotel, bangunan daerah pariwisata, dermaga,
pelabuhan dan lain-lain) dan di lepas pantai (Oil Platform
dan lain-lain). Pengaruh terbesar terhadap kestabilan bangunan lepas
pantai adalah pergerakan sedimen dan hentakan energi gelombang di dasar
dan di kolom perairan akibat dari gaya-gaya yang bekerja terhadapnya
yaitu arus dan gelombang. Pembangunan struktur bangunan di badan
perairan mengakibatkan berubahnya pola sirkulasi dan parameter
gelombang. Perubahan ini mengakibatkan terjadinya perpindahan sedimen
dasar dari satu tempat ketempat lain atau menguatkan energi gelombang.
Beberapa kemungkinan yang terjadi adalah masuknya sedimen ke daerah
struktur bangunan jika struktur bangunan tersebut dekat dengan muara
sungai sebagai sumber sedimen dan keluarnya atau tergerusnya sedimen
dasar perairan pada struktur bangunan ke suatu tempat. Kondisi terakhir
ini yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan struktur bangunan di
pesisir dan di lepas pantai.
Untuk mengatasi hal ini perlu dikaji
kondisi sirkulasi perairan, pergerakan sedimen dan partikel perairan dan
kondisi gelombang di perairan tersebut sebelum dan sesudah dibangunan
struktur bangunan. Kajian ini melalui modul-modul model untuk
mensimulasikan penyebab ketidakstabilan kondisi struktur bangunan. Modul
Hidrodinamika disediakan untuk menelaah pola sirkulasi dan tinggi muka
laut di perairan. Berbagai macam modul model gelombang disediakan untuk
mengkaji karakteristik parameter gelombang. Pemilihan modul gelombang
yang tepat tergantung dari karakteristik perairannya. Perpindahan
sedimen disimulasikan dengan modul Pergerakan Sedimen Dasar. Jika
diperlukan kajian yang lebih mendalam pada daerah di perairan estuari
maka modul Aliran Sungai dapat diintegrasikan sehingga dapat
menganalisis secara lebih komprehensif.
Modul model yang dapat digunakan untuk membangun model dengan skenario dan simulasi kestabilan bangunan lepas pantai dapat dilihat pada menu yang terdapat di bagian kanan.
================================================================
Modul
analisis gelombang merupakan modul analisis tingkat tinggi untuk
menganalisis data deret berkala gelombang yang diperoleh dari model
fisik, simulasi numerik atau observasi di lapangan. Modul ini terdiri
dari empat sub modul yaitu sebagai berikut:
sumber: http://zonabmi.org/index.php/modul/gelombang-parabolic-mild-slope
1. Analisis spektral gelombang
Sub modul ini dapat menganalisis data deret berkala gelombang kedalam domain frekuensi melalui Fast Fourier Transform
(FFT). Oleh karena itu diasumsikan bahwa data deret berkala gelombang
terdiri dari tidak terbatas gelombang dengan tidak terbatasnya amplitude
dan fase gelombang yang membentuk superposisi. Fasilitas dari sub modul
ini adalah sebagai berikut:
- Auto Spectrum
- Cross Spectrum (amplitude dan phase)
- Cross Spectrum (real dan imaginary parts)
- Frequency response spectrum (gain dan phase)
- Coherent power spectrum
- Coherence spectrum
- Cross Spectrum (amplitude dan phase)
- Cross Spectrum (real dan imaginary parts)
- Frequency response spectrum (gain dan phase)
- Coherent power spectrum
- Coherence spectrum
2. Analisis filter digital
Sub modul filter
digital menyediakan berbagai macam opsi dari filter digital. Secara umum
filtering adalah merupakan proses untuk pemilihan, pelemahan dan
penekanan beberapa komponen frekuensi tertentu dari sinyal deret berkala
dengan jumlah tertentu sehingga terbentuk pola dari spektrum frekuensi
dari sinyal. Filter ini menggunakan pengkelasan filter yang disebut Finite Impulse Response
(FIR) atau juga dikenal sebagai non-recursive filter. Filter ini
mengkarakteristikan dengan koefisien filter tertentu didalam domain
waktu dan menurunkan dengan fungsi transfer tertentu kedalam domain
frekuensi. Pengoperasian filter lebih mudah dengan cara memberikan data
deret berkala dengan menggunakan beberapa koefisien filter.
3. Analisis arah gelombang
Sub modul ini adalah
merupakan perangkat yang efisien untuk menganalisis arah gerak
gelombang dimana data tinggi muka laut dan kecepatan orthogonal (fluxes)
bergerak bersamaan. Sub modul ini berdasarkan perhitungan dari Maximum
Entropy Method (MEM) yang dikembangkan oleh Nwogu et al, (1987). Sub
modul ini terdiri dari beberapa spektrum, fungsi dan properti yaitu
sebagai berikut:
- Spektrum arah atau fungsi penyebaran arah
- Penyebaran arah energi atau distribusi arah (frekuency integrated).
- Spektrum tinggi muka laut.
- Fungsi rata-rata arah gelombang dan fungsi penyebarannya.
- Nilai spektral
- Rata-rata arah dan penyebaran gelombang
- Penyebaran arah energi atau distribusi arah (frekuency integrated).
- Spektrum tinggi muka laut.
- Fungsi rata-rata arah gelombang dan fungsi penyebarannya.
- Nilai spektral
- Rata-rata arah dan penyebaran gelombang
4. Analisis perjalanan gelombang
Sub modul ini untuk menganalisis perjalanan atau trak dari rute gelombang (zero-crossing analysis)
dari satu titik ke titik yang lain dalam satu alur gelombang. Dalam
satu alur gelombang dari data deret waktu, ditentukan dengan cara
membagi data deret waktu dengan satu kejadian alur gelombang terhadap
tinggi muka air di atas atau di bawahnya. Pada setiap kejadian satu
siklus gelombang dapat ditentukan nilai-nilai parameter gelombang
tersebut yaitu sebagai berikut:
- Nilai puncak ke puncak gelombang berikutnya
- Level perjalanan gelombang ke gelombang pecah.
- Level perjalaman gelombang yang dilaluinya
- Level dari rerata muka air ke gelombang pecah
- Level dari rerata muka air yang dilalui gelombang
- Standar deviasi dari tiap kejadian gelombang
- Waktu tempuh gelombang
- Lamanya (periode) dari kejadian gelombang
- Level perjalanan gelombang ke gelombang pecah.
- Level perjalaman gelombang yang dilaluinya
- Level dari rerata muka air ke gelombang pecah
- Level dari rerata muka air yang dilalui gelombang
- Standar deviasi dari tiap kejadian gelombang
- Waktu tempuh gelombang
- Lamanya (periode) dari kejadian gelombang
Hasil dari analisis tersebut dapat
disajikan berupa diagram pencar atau untuk memperlihatkan peluang
penyebarannya dapat disajikan dalam bentuk histogram. Untuk
menghilangkan dampak dari nilai-nilai yang kecil dari pengamatan akibat
adanya gangguan (noise), dapat dilakukan filter pada perjalanan gelombang.
Penerapan modul perangkat analisis
gelombang dapat dimodelkan dan disimulasikan dengan berbagai skenario
dengan aplikasi yang terdapat pada menu di samping kanan.
=================================================================
Modul
hidrodinamika mensimulasikan variasi tinggi muka laut dan aliran arus
yang dibangkitkan oleh beberapa sumber meliputi pasang-surut, angin,
debit, dan refraksi gelombang (Stationary atau Quasi Stationary) serta
parameter lain meliputi kekasaran dasar perairan (Manning Number atau
Chezy Number), dan viskositas eddy (Flux atau Velocity based). Luaran
dari modul hidrodinamika meliputi water level, P Flux, Q Flux, surface
elevation, U-velocity, V-velocity, still water depth, x-shear stress dan
y-shear stress.
sumber: http://zonabmi.org/index.php/modul/pergerakan-sedimen-dasar
Modul hidrodinamika ini dapat diterapkan pada domain area berbentuk grid (rectangular grid) baik satu atau kombinasi beberapa domain grid dan dalam bentuk mesh (flexible Mesh / Finite Mesh).
Modul hidrodinamika dapat dituangkan dalam bentuk model hidrodinamika
2D (dua dimensi) untuk melihat aliran hidrodinamika dengan domain
spasial atau 3D (tiga dimensi) untuk melihat aliran hidrodinamika dengan
domain spasial dan vertikal.
Penerapan modul hidrodinamika dapat
dimodelkan dan disimulasikan dengan berbagai skenario dengan aplikasi
yang terdapat pada menu di samping kanan.
=================================================================
Pergerakan Sedimen Dasar
Modul pergerakan sedimen dasar terdiri dari dua tipe sedimen yaitu sedimen kohesif (Cohesive) dan sedimen tidak kohesif (Non Cohesive). Pada dasarnya modul ini merupakan proses gabungan dari partikel sedimen tersuspensi dengan sedimen dasar perairan. Fraksi (fraction) butiran sedimen tersuspensi dan lapisan (layer)
sedimen dasar dapat ditetapkan sampai dengan maksimum 8 fraksi dan
layer. Modul pergerakan sedimen dasar dapat disimulasikan dengan jenis
grid maupun mesh dan dapat dalam bentuk 2D (2 dimensi) dan 3D (3
dimensi).
==================================================================
Luaran dari modul pergerakan sedimen dasar adalah ketebalan sedimen (thickness), massa sedimen dasar (bed mass), deposisi bersih sedimen (net deposistion) dan akumulasi deposisi bersih sedimen (accumulated net deposistion)
dari tiap fraksi atau lapisan atau dapat dihitung dari total fraksi
atau lapisan. Data dasar yang dibutuhkan untuk memodelkan pergerakan
sedimen dasar adalah dari modul hidrodinamika yaitu meliputi batimetri,
inisial tinggi muka laut, viskositas eddy (Flux atau Velocity based) dan
kekasaran dasar perairan (Manning Number atau Chezy Number) dengan gaya
pembangkit hidrodinamika meliputi pasang-surut, angin, debit dan
refraksi gelombang (Stationary atau Quasi Stationary). Data yang
dibutuhkan untuk modul pergerakan sedimen kohesif dasar adalah sebagai
berikut:
- Inisial konsentrasi sedimen
- Sumber-sumber sedimentasi (point sources)
- Fraksi sedimen (maksimum 8 fraksi)
- Lapisan sedimen (maksimum 8 lapis)
- Koefisien penyebaran (Dispersion Coeff.) dengan dua opsi tidak tergantung terhadap arus maupun tergantung oleh besaran arus
- Pembangkit sedimen (forcing sediment) yang terdiri dari 2 parameter yaitu gelombang (wave) dan pengerukan (dredging)
- Parameter kolom air sedimen tersuspensi (water column parameter) yang terdiri dari koefisien settling dengan kecepatan menggunakan flocculation atau tanpa flocculation yang menggunakan metode dari Winterwerp atau Formula Richardson dan Zaki dengan mempertimbangkan hindered settling dan koefisien deposition yang terdiri dari Rouse Profile atau Teeter Profile.
- Parameter dasar perairan yang terdiri dari koefisien erosi sedimen, densitas dari lapisan sedimen, koefisien penggelindingan sedimen (sliding), parameter pembentukan morphologi, kekasaran dasar perairan dan koefisien peralihan antar lapisan sedimen (transition layer)
Data yang dibutuhkan untuk modul pergerakan sedimen non kohesif dasar (pasir) adalah sebagai berikut:
- Parameter hidrodinamika arus atau arus dan gelombang
- Jika menggunakan parameter arus maka modul yang digunakan dari teori transport sedimen dengan formula Engelund & Hansen, Engelund & Fredsøe, Zyserman & Fredsøe, Meyer-Peter & Muller, Ackers & White dan Van Rijn dengan koefisien densitas relatif sedimen, critical shield parameter, suhu perairan, bed load factor dan suspended load factor.
- Jika menggunakan parameter arus dan gelombang maka modul yang digunakan dari STP deterministic (classical two-dimensional /2DH dan quasi three-dimensional /Q3D) dan metode Bijker’s (densitas relatif sedimen, suhu perairan dan bed load tranport sediment). Data ketinggan dan periode gelombang digunakan pula jika menggunakan parameter arus dan gelombang.
- Kekasaran dasar perairan dengan menggunakan formula dari Manning number atau Chezy number.
- Karakteristik sedimen meliputi ukuran butiran, porosity dan gradation coefficient.
- Parameter morphologi meliputi skema yang digunakan yaitu FTCS atau Lax-Wendroff
- Metode filter yaitu koefisien courant.
- Faktor skala bed slope diffusivity effect.
- Kondisi batas lateral meliputi sediment flux gradient, bed level gradient, sediment flux gradient inflow dan outflow.
Modul model gelombang spektral adalah generasi baru pemodelan gelombang yang dibangkitkan oleh angin pada jenis grid mesh (unstructured meshes). Modul model ini mensimulasikan pertumbuhan, pelemahan dan transformasi dari gelombang yang dibangkitkan oleh angin dan swell di pesisir dan lepas pantai. Formulasi persamaan yang digunakan terdiri dari dua tipe yaitu sebagai berikut:
Sumber http://zonabmi.org/index.php/modul/gelombang-spektral-di-perairan-dangkal
1. Formulasi parameterisasi arah berpasangan gelombang spektral.
Tipe ini menggunakan persamaan konservatif dimana parameterisasi dari domain frekuensi aksi spektrum gelombang ditentukan oleh variabel yang digunakan oleh Holthuijsen (1989).
Tipe ini menggunakan persamaan konservatif dimana parameterisasi dari domain frekuensi aksi spektrum gelombang ditentukan oleh variabel yang digunakan oleh Holthuijsen (1989).
2. Formulasi semua arah gelombang spektral.
Tipe ini menggunakan persamaan konservatif dimana parameterisasi dari domain frekuensi aksi spektrum gelombang ditentukan oleh variabel yang digunakan oleh Komen et al (1994) dan Young (1999).
Tipe ini menggunakan persamaan konservatif dimana parameterisasi dari domain frekuensi aksi spektrum gelombang ditentukan oleh variabel yang digunakan oleh Komen et al (1994) dan Young (1999).
Kedua formulasi tersebut, dapat diterapkan pada koordinat cartesian untuk skala dengan luas daerah pelabuhan dan pesisir pantai atau dengan menggunakan koordinat spherical
pada daerah di lintang tinggi atau untuk skala dengan luas daerah yang
besar (Laut Banda, Selatan Jawa, Laut Jawa, Selat Sunda dan lain-lain).
Modul model gelombang spektral telah
menyertakan perhitungan-perhitungan yang mengakomodir fenomena-fenomena
fisik meliputi sebagai berikut:
1. Pertumbuhan gelombang yang dibangkitkan oleh angin.
2. Interaksi antara gelombang-gelombang non linier.
3. Pelemahan gelombang yang disebabkan oleh karakteristik batas perairan
4. Pelemahan gelombang yang disebabkan oleh kekasaran dasar perairan
5. Pelemahan gelombang yang disebabkan oleh kedalaman yang menyebabkan gelombang pecah.
6. Refraksi dan shoaling gelombang karena variasi kedalaman.
7. Interaksi antara arus dan gelombang.
8. Efek perubahan kedalaman akibat pasang-surut.
2. Interaksi antara gelombang-gelombang non linier.
3. Pelemahan gelombang yang disebabkan oleh karakteristik batas perairan
4. Pelemahan gelombang yang disebabkan oleh kekasaran dasar perairan
5. Pelemahan gelombang yang disebabkan oleh kedalaman yang menyebabkan gelombang pecah.
6. Refraksi dan shoaling gelombang karena variasi kedalaman.
7. Interaksi antara arus dan gelombang.
8. Efek perubahan kedalaman akibat pasang-surut.
Diskretisasi dari persamaan gelombang pada koordinat geografik dan spherical menggunakan sel terpusat pada metode finite volume.
Integrasi waktu yang digunakan adalah dengan pendekatan langkah
fraksional dimana metode eksplisit multi sekuensial dipakai untuk
propagasi aksi gelombang.
Data-data yang dibutuhkan untuk mensimulasikan modul model gelombang spektral adalah sebagai berikut:
1. Batimetri
2. Spektral diskretisasi
3. Tinggi muka laut
4. Arus permukaan laut
5. Angin
6. Energi transfer antar gelombang
7. Tinggi gelombang pecah
8. Kekasaran dasar perairan
9. White capping
10. Syarat batas meliputi : parameter gelombang, spektrum aksi gelombang, spektrum energi gelombang atau batas lateral.
2. Spektral diskretisasi
3. Tinggi muka laut
4. Arus permukaan laut
5. Angin
6. Energi transfer antar gelombang
7. Tinggi gelombang pecah
8. Kekasaran dasar perairan
9. White capping
10. Syarat batas meliputi : parameter gelombang, spektrum aksi gelombang, spektrum energi gelombang atau batas lateral.
Luaran dari modul gelombang spektral adalah sebagai berikut:
Tinggi gelombang signifikan
- Maksimum tinggi gelombang
- Periode puncak gelombang
- Periode gelombang T01
- Periode gelombang T02
- Periode gelombang Tm10
- Arah puncak gelombang
- Rata-rata arah gelombang
- Standar deviasi arah gelombang
- Komponen kecepatan gelombang
- Gaya radiasi gelombang
==================================================================
Gelombang Spektral di Perairan Dangkal
Modul
model gelombang ini tepat digunakan di perairan dangkal untuk
memperlihatkan perambatan gelombang yang dibangkitkan oleh angin, proses
pembentukannya dan pelemahan gelombang dengan periode pendek dengan
banyak gelombang pecah di perairan dangkal. Modul ini juga dapat
menggambarkan terjadinya refraksi dan shoaling gelombang karena
adanya efek perubahan kedalaman, kondisi angin lokal dan pelemahan
energi gelombang karena pengaruh dari friksi dasar perairan dan
gelombang pecah. Modul ini pula dapat memperlihatkan efek dari interaksi
antara gelombang dan arus.
Modul gelombang ini bersifat stasioner,
bervariasi berpasangan arah dan merupakan modul parametrik gelombang.
Interaksi antara arus dan gelombang menggunakan persamaan koservasi
untuk densitas aksi gelombang. Parameterisasi dari persamaan konservasi
di dalam domain frekuensi dibentuk dari zeroth dan first moment dari aksi gelombang yang merupakan variabel bebas.
Spektrum frekuensi diasumsikan sebagai
puncak gelombang individu yang berarti bahwa interaksi fenomena
gelombang di laut tidak dapat disimulasikan (open wind-wave dan swell).
Persamaan dasar yang digunakan adalah teknik deferensiasi dari finite
Eulerian dengan rectangular grid pada berbagai variasi diskret dari arah
gelombang.
Modul ini tepat untuk menelaah gangguan
gelombang pada pesisir pantai. Kajian yang mendalam mengenai tinggi
gelombang, periode gelombang dan arah gelombang merupakan faktor penting
untuk mengestimasi gaya-gaya pembentuk gelombang di sepanjang garis
pantai. Hal penting dari enjinering pantai adalah untuk keperluan
transport sedimen dimana pada daerah di dekat pantai sangat besar
ditentukan oleh kondisi gelombang dan gelombang yang berasosiasi dengan
arus. Arus yang terbentuk oleh gelombang dibangun melalui gaya-gaya
radiasi gelombang pada permukaan air.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membangun model gelombang dengan modul ini adalah apakah
fenomena-fenomena yang akan ditelaah sudah diakomodir oleh modul ini?
Fenomena-fenomena gelombang tersebut meliputi sebagai berikut:
1. Shoaling
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi Gelombang
5. Pelemahan gelombang karena kekasaran dasar perairan.
6. Penghalang gelombang
7. Pemecah gelombang
8. Pembangkit dari angin
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi Gelombang
5. Pelemahan gelombang karena kekasaran dasar perairan.
6. Penghalang gelombang
7. Pemecah gelombang
8. Pembangkit dari angin
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
Modul gelombang ini dapat mengkaji
dengan mendalam fenomena-fenomena tersebut di atas kecuali difraksi
gelombang, refleksi gelombang, interaksi antar gelombang dan penghalang
gelombang.
Data-data yang dibutuhkan untuk mensimulasikan modul gelombang spektral di perairan dangkal adalah sebagai berikut:
1. Batimetri
2. Syarat batas lepas pantai (tipe syarat batas dan parameter syarat batas) dan syarat batas lateral (Symetrical atau absorbing)
3. Diskretisasi arah gelombang
4. Parameter numerik
5. Pelemahan gelombang oleh dasar perairan
6. Tinggi muka laut
7. Gelombang pecah
8. Parameter interaksi gelombang dan arus
9. Gaya pembangkit angin
2. Syarat batas lepas pantai (tipe syarat batas dan parameter syarat batas) dan syarat batas lateral (Symetrical atau absorbing)
3. Diskretisasi arah gelombang
4. Parameter numerik
5. Pelemahan gelombang oleh dasar perairan
6. Tinggi muka laut
7. Gelombang pecah
8. Parameter interaksi gelombang dan arus
9. Gaya pembangkit angin
Luaran dari modul gelombang Spektral di perairan dangkal adalah sebagai berikut:
1. Parameter-parameter gelombang
2. Komponen vektor gelombang
3. Gaya radiasi gelombang.
2. Komponen vektor gelombang
3. Gaya radiasi gelombang.
==================================================================
Gelombang Parabolic Mild Slope
Modul model gelombang parabolic mild slope adalah model gelombang linier refraksi-difraksi dengan basis persamaan dari pendekatan parabolik sampai dengan persamaan elliptic mild slope.
Modul ini memecahkan pengaruh dari refraksi dan shoaling gelombang
karena adanya variasi kedalaman dan efek dari refraksi gelombang di
sepanjang arah dan pelemahan energi gelombang karena pengaruh friksi
dasar perairan dan gelombang pecah. Modul ini juga memperlihatkan
pengaruh dari frekuensi dan penyebaran arah gelombang dengan menggunakan
persamaan linier superposisi.
Modul gelombang ini berbasis persamaan
dengan pendekatan dari parabolik sampai dengan persamaan mild slope.
Beberapa pendekatan parabolik diterapkan dari mulai pendekatan simple
dengan sudut gelombang yang kecil sampai dengan gelombang besar dengan
sudut gelombang yang besar (kurang lebih sampai dengan 60°). Persamaan
parabolik yang dipakai menggunakan skema finite difference dari Crank-Nicholson.
Modul ini tepat digunakan untuk mengkaji
gangguan gelombang pada perairan pantai terbuka atau pada perairan
pantai terbuka dengan terdapat struktur bangunan (pemecah gelombang,
penghalang gelombang dan lain-lain) dimana gelombang pantul dari
refraksi gelombang oleh struktur bangunan dapat diabaikan dan dimana
difraksi gelombang terutama terjadi pada arah gelombang utama. Modul ini
sangat penting untuk mengkaji kondisi gelombang (tinggi gelombang,
periode gelombang dan arah gelombang) dan arus yang terbentuk dari
gelombang untuk melakukan studi mengenai transport sedimen dan pola
erosi dan disposisi pada zona-zona pantai.
Modul gelombang ini tidak secara tepat
untuk mengkaji kondisi refraksi dan difraksi gelombang terutama jika
melakukan studi untuk mengetahui pola difraksi dan refraksi gelombang
pada pelabuhan dengan banyak struktur bangunan pantai, tetapi dapat
dimanfaatkan untuk melakukan kajian mengenai kekuatan dan kestabilan
struktur bangunan pelabuhan, tidak untuk melihat dampak dari refraksi
dan difraksi gelombang terhadap kestabilan kapal dan manuver kapal di
pelabuhan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membangun model gelombang dengan modul ini adalah apakah
fenomena-fenomena yang akan ditelaah sudah diakomodir oleh modul ini?
Fenomena-fenomena gelombang tersebut meliputi sebagai berikut:
1. Shoaling
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi Gelombang
5. Pelemahan Gelombang karena friksi dasar perairan
6. Blok Gelombang
7. Gelombang Pecah
8. Angin pembangkit gelombang
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
11. Interaksi antar gelombang
12. Interaksi gelombang dan arus
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi Gelombang
5. Pelemahan Gelombang karena friksi dasar perairan
6. Blok Gelombang
7. Gelombang Pecah
8. Angin pembangkit gelombang
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
11. Interaksi antar gelombang
12. Interaksi gelombang dan arus
Data-data yang dibutuhkan untuk mensimulasikan modul gelombang Parabolic Mild Slope adalah sebagai berikut:
1. Batimetri
2. Syarat batas lepas pantai meliputi monokromatik, acak, irregular unidirection, regular direction dan irregular direction.
3. Syarat batas lateral meliputi relecting, absorbing dan symmetrical.
4. Tinggi muka laut
5. Koefisien parabolic meliputi model simple, model Pade’s dan model minimax
6. Interface pelemahan gelombang dengan atau tanpa filter
7. Friksi dasar perairan dengan menggunakan persamaan Nikuradse roughness atau faktor friksi gelombang.
8. Parameter gelombang pecah
2. Syarat batas lepas pantai meliputi monokromatik, acak, irregular unidirection, regular direction dan irregular direction.
3. Syarat batas lateral meliputi relecting, absorbing dan symmetrical.
4. Tinggi muka laut
5. Koefisien parabolic meliputi model simple, model Pade’s dan model minimax
6. Interface pelemahan gelombang dengan atau tanpa filter
7. Friksi dasar perairan dengan menggunakan persamaan Nikuradse roughness atau faktor friksi gelombang.
8. Parameter gelombang pecah
Luaran dari modul gelombang Parabolic Mild Slope adalah sebagai berikut:
1. Tinggi gelombang
2. Arah gelombang
3. Periode gelombang
4. Tinggi muka laut
5. Komponen kecepatan gelombang
6. Gaya radiasi gelombang
2. Arah gelombang
3. Periode gelombang
4. Tinggi muka laut
5. Komponen kecepatan gelombang
6. Gaya radiasi gelombang
Gelombang Elliptic Mild Slope
Modul model gelombang ini menggunkan solusi persamaan numerik yang efisien sehingga disebut mild-slope equation dimana persamaan numerik yang dibangun menggunakan persamaan gerak hormonik gelombang infinitesimal height
pada paparan dasar perairan yang mempunyai kemiringan yang stabil.
Modul ini mengikutkan persamaan linier refraksi-difraksi gelombang
termasuk gelombang pecah, friksi dan pembauran gelombang. Refraksi
parsial dan transmisi gelombang yang melalui pier (struktur pelabuhan)
dan pemecah ombak juga diikutsertakan. Lapisan sponge (peredam
gelombang) juga digunakan ketika membutuhkan solusi numerik lapisan
penyerapan energi gelombang. Modul gelombang ini juga terdapat persamaan
numerik untuk gaya radiasi gelombang yang digunakan untuk penyilangan
rambatan gelombang dan di daerah dimana terjadi difraksi gelombang yang
besar.
Modul gelombang elliptic mild slope ini
merupakan modul dengan metode solusi yang unik. Variasi waktu harmonik
diekstrak dan persamaan eliptik diformulasikan sebagai persamaan massa
dan momentum dengan metode skema finite difference dengan algoritma ADI.
Perhitungan periode gelombang ditentukan dari tinggi gelombang,
komponen kecepatan partikel, tinggi muka laut dan khususnya gelombang
pecah ditentukan dari gaya radiasi gelombang di area yang dimodelkan.
Modul model gelombang ini digunakan
untuk mengkaji resonansi gelombang dipelabuhan, periode gelombang
panjang dan untuk mengkalkulasikan gaya-gaya gelombang pada daerah
pantai yang tidak terlalu luas dimana pengaruh difraksi dan gelombang
pecah sangat penting untuk diperhitungkan. Gaya pembangkit gelombang
yang dominan adalah dari monokromatik dan unidirectional. Modul
gelombang ini dapat diterapkan pada semua profil kedalaman dasar
perairan dan terbatas pada efek-efek non linier meliputi dispersi
amplitudo gelombang dan interaksi antar gelombang. Model ini sangat baik
untuk mengkaji gangguan gelombang di pelabuhan dengan periode gelombang
pendek.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membangun model gelombang dengan modul ini adalah apakah
fenomena-fenomena yang akan ditelaah sudah diakomodir oleh modul ini?
Fenomena-fenomena gelombang tersebut meliputi sebagai berikut:
1. Shoaling
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi Gelombang
5. Pelemahan gelombang akibat kekasaran dasar perairan
6. Gelombang pecah
7. Angin sebagai gaya pembangkit gelombang
8. Penyebaran frekuensi gelombang
9. Penyebaran arah gelombang
10. Interaksi antar gelombang
11. Interaksi gelombang dan arus
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi Gelombang
5. Pelemahan gelombang akibat kekasaran dasar perairan
6. Gelombang pecah
7. Angin sebagai gaya pembangkit gelombang
8. Penyebaran frekuensi gelombang
9. Penyebaran arah gelombang
10. Interaksi antar gelombang
11. Interaksi gelombang dan arus
Data-data yang dibutuhkan untuk mensimulasikan modul gelombang Elliptic Mild Slope adalah sebagai berikut:
1. Batimetri
2. Syarat batas absorbing gelombang.
3. Refleksi gelombang parsial
4. Gelombang pecah
5. Parameter friksi dasar perairan
6. Tinggi gelombang
7. Periode gelombang
2. Syarat batas absorbing gelombang.
3. Refleksi gelombang parsial
4. Gelombang pecah
5. Parameter friksi dasar perairan
6. Tinggi gelombang
7. Periode gelombang
Luaran dari modul gelombang Elliptic Mild Slope adalah sebagai berikut:
1. Parameter gelombang
2. Tinggi gelombang relatif
==================================================================2. Tinggi gelombang relatif
Modul
refraksi-difraksi gelombang ini merupakan gabungan dari beberapa modul
gelombang meliputi modul gelombang spektral, gelombang spektral di
perairan dangkal, gelombang dengan parabolic mild-slope pada area luas dan elliptic mild-slope
pada area yang tidak luas (pelabuhan) dimana aspek penting dari
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya refraksi-difraksi gelombang
sangat penting untuk dikaji dan ditelaah secara mendalam. Gaya-gaya
pembangkit gelombang dapat beragam dengan disertai asumsi-asumsi yang
luas mengenai formula yang digunakan untuk mensimulasikan terjadinya
refraksi-difraksi gelombang.
Sumber: http://zonabmi.org/index.php/modul/gelombang-bussinesq
Kombinasi gaya pembangkit gelombang dan
asumsi yang digunakan dengan formula tertentu baik untuk menelaah pola
dan rambatan refraksi dan difraksi gelombang. Simulasi ini bermanfaat
untuk membangkitkan skenario yang tepat untuk mensimulasikan kondisi
refraksi dan difraksi gelombang. Refraksi dan difraksi gelombang yang
dihasilkan dapat terbentuk dari mulai periode gelombang pendek sampai
dengan periode gelombang panjang, tergantung dari luasan area model dan
asumsi formula yang digunakan.
Data-data yang digunakan tergantung dari
gaya-gaya pembangkit gelombang yang disertakan dan asumsi formula yang
digunakan. Secara lebih menditail dapat dilihat pada modul gelombang
spektral, gelombang spektral di perairan dangkal, gelombang dengan parabolic mild-slope pada area luas dan elliptic mild-slope pada area yang tidak luas (pelabuhan).
Luaran dari modul gelombang ini berupa
parameter gelombang meliputi tinggi gelombang, periode gelombang dan
pola rambatan kecepatan dan arah komponen gelombang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membangun model gelombang dengan modul ini adalah apakah
fenomena-fenomena yang akan ditelaah sudah diakomodir oleh modul ini?
Fenomena-fenomena gelombang tersebut meliputi sebagai berikut:
1. Shoaling
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi Gelombang
5. Pelemahan Gelombang karena friksi dasar perairan
6. Blok Gelombang
7. Gelombang Pecah
8. Angin pembangkit gelombang
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
11. Interaksi antar gelombang
12. Interaksi gelombang dan arus
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi Gelombang
5. Pelemahan Gelombang karena friksi dasar perairan
6. Blok Gelombang
7. Gelombang Pecah
8. Angin pembangkit gelombang
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
11. Interaksi antar gelombang
12. Interaksi gelombang dan arus
Penerapan modul refraksi-difraksi
gelombang dapat dimodelkan dan disimulasikan dengan berbagai skenario
dengan aplikasi yang terdapat pada menu di samping kanan.
=================================================================
Gelombang Boussinesq
Modul
gelombang Boussinesq merupakan modul gelombang termutahir dengan
formulasi persamaan numerik kompleks yang digunakan. Persamaan
Boussinesq telah menyertakan perhitungan nonlinearity sebagai dispersi
frekuensi. Pada dasarnya dispersi frekuensi dimasukan dalam persamaan
momentum untuk memperlihatkan efek dari akselerasi vertikal pada tekanan
massa air yang berbeda. Modul gelombang Boussinesq memecahkan persamaan
numerik dengan menggunakan flux-formulation dengan menambahkan
karakteristik dispersi linier gelombang. Persamaan ini dikembangkan
pertama kali oleh Madsen et al (1991) dan Madsen and Sørensen (1992)
sehingga berhasil untuk mensimulasikan modul gelombang Boussinesq dengan
perambatan dari mulai perairan dalam sampai dengan perairan dangkal.
Modul model gelombang Boussinesq ini
kemudian dikembangkan lagi pada zona permukaan dengan menambahkan
formulasi gelombang pecah dan pergerakan gelombang di pinggir pantai
oleh Madsen et al (1997a,b), Sørensen and Sørensen (2001) dan Sørensen
et al (1998, 2004). Modul gelombang Boussinesq ini memiliki kapabilitas
untuk mensimulasikan kombinasi semua efek gelombang di marina, pelabuhan
dan di pesisir pantai meliputi fenomena gelombang sebagai berikut:
1. Shoaling
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Gelombang pecah
5. Pelemahan gelombang karena kekasaran dasar perairan
6. Pergerakan dan perubahan garis pantai
7. Refleksi parsial dan transmisi gelombang
8. Interaksi non-linear gelombang
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Gelombang pecah
5. Pelemahan gelombang karena kekasaran dasar perairan
6. Pergerakan dan perubahan garis pantai
7. Refleksi parsial dan transmisi gelombang
8. Interaksi non-linear gelombang
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
Fenomena gelombang lainnya yang dapat
dikaji dan ditelaah lebih mendalam oleh modul gelombang Boussinesq
adalah penggabungan gelombang, hentakan gelombang di permukaan, ikatan
gelombang sub harmonik dan super harmonik dan interaksi harmonik
resonansi gelombang pendek. Selain itu pula modul gelombang Boussinesq
ini dapat pula secara menditail memperlihatkan pembentukan dan pelepasan
osilasi gelombang dengan frekuensi rendah karena adanya transformasi
gelombang. Fenomena-fenomena gelombang ini sangat penting dikaji untuk
melakukan studi tentang resonansi gelombang di pelabuhan dan pesisir
pantai.
Modul gelombang Boussinesq ini terdiri dua yaitu sebagai berikut:
1.
2DH gelombang Boussinesq, dimana gelombang dapat disimulasikan dalam
skala ruang dua dimensi. Persamaan gelombang Boussinesq diterapkan pada
metode teknik implisit finite difference dengan variabel yang didefinisikan pada grid rectangular.
2. 1DH gelombang Boussinesq, dimana gelombang dapat disimulasikan dalam skala ruang satu dimensi. Persamaan gelombang Boussinesq diterapkam pada metode teknik finite element Galerkin dengan variabel campuran yang diinterpolasikan pada grid unstructured (mesh) atau pada grid rectangular.
2. 1DH gelombang Boussinesq, dimana gelombang dapat disimulasikan dalam skala ruang satu dimensi. Persamaan gelombang Boussinesq diterapkam pada metode teknik finite element Galerkin dengan variabel campuran yang diinterpolasikan pada grid unstructured (mesh) atau pada grid rectangular.
Dinamika osilasi zona gelombang
permukaan dan zona sapuan gelombang dapat diterapkan dengan modul-modul
ini pada semua jenis profil perairan pantai. Modul gelombang Boussinesq
ini dapat juga menyertakan efek porositas perairan untuk mensimulasikan
refleksi parsial dan transmisi gelombang melalui struktur bangunan
seperti dermaga, penghalang dan pemecah gelombang. Lapisan sponge
dapat pula digunakan untuk mensimulasikan pengaruh absorpsi energi
gelombang. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya dari fenomena
gelombang adalah modul gelombang Boussinesq ini dapat pula mensimulasi
gaya pembangkit gelombang internal (soliton) dari kolom perairan.
Penerapan utama dari modul gelombang
Boussinesq adalah untuk menentukan dan mengkaji dinamika gelombang di
dermaga dan di pelabuhan pada daerah pesisir pantai. Gangguan di dalam
pelabuhan merupakan faktor yang sangat penting ketika para enjiner
memilih daerah konstruksi dan menentukan disain pelabuhan yang optimal
dengan kriteria yang dapat diterima jika terjadi gangguan oleh gelombang
dengan mempertimbangkan pergerakan kapal, penentuan penempatan mooring
dan penempatan kapal-kapal.
Secara lebih detail modul gelombang
Boussinesq terbagi menjadi dua sub modul dengan masing-masing sub modul
tersebut memiliki aplikasi-aplikasi tertentu. Aplikasi dari
masing-masing sub modul tersebut adalah sebagai berikut:
1. 2DH gelombang Boussinesq, yaitu:
- Penentuan gangguan gelombang akibat adanya efek angin dan swell
- Analisis osilasi frekuensi rendah, resonansi gelombang oleh gelombang pendek akibat adanya gelombang panjang
- Transformasi gelombang di pesisir pantai dimana fenomena refleksi dan difraksi gelombang merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan
- Perhitungan gelombang permukaan termasuk gelombang yang mengakibatkan terbentuknya arus dan runup atau rundown.
- Simulasi dari perambatan dan transformasi gelombang transien seperti gelombang yang terbentuk oleh gerakan kapal dan tsunami.
2. 1DH gelombang Boussinesq, yaitu:
- Perhitungan transformasi gelombang untuk gelombang non-linier dari kedalaman kolom air menuju zona permukaan sampai ketepi pantai
- Analisis pembentukan dan pelepasan gelombang dengan frekuensi rendah
- Pengkajian gelombang pecah, pembentukan gelombang dari arus bawah laut dan runup pada bentukan struktur, dermaga dan pantai
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membangun model gelombang dengan modul ini adalah apakah
fenomena-fenomena yang akan ditelaah sudah diakomodir oleh modul ini?
Fenomena-fenomena gelombang tersebut meliputi sebagai berikut:
1. Shoaling
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi parsial dan transformasi gelombang
5. Pelemahan Gelombang karena friksi dasar perairan
6. Runup
7. Gelombang Pecah
8. Angin pembangkit gelombang
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
11. Interaksi antar gelombang
12. Interaksi gelombang dan arus
2. Refraksi Gelombang
3. Difraksi Gelombang
4. Refleksi parsial dan transformasi gelombang
5. Pelemahan Gelombang karena friksi dasar perairan
6. Runup
7. Gelombang Pecah
8. Angin pembangkit gelombang
9. Penyebaran frekuensi gelombang
10. Penyebaran arah gelombang
11. Interaksi antar gelombang
12. Interaksi gelombang dan arus
Data-data yang dibutuhkan untuk mensimulasikan modul gelombang Boussinesq adalah sebagai berikut:
1. Batimetri
2. Faktor dispersi gelombang terhadap kedalaman
3. Parameter numerik dari diskretisasi fungsi konvektif
4. Syarat batas gelombang
5. Nilai nyata daratan
6. Tinggi muka laut
7. Pembangkit gelombang internal
8. Koefisien kekasaran dasar perairan
9. Viskositas Eddy
10. Metode filter (Low Pass filter)
11. Parameter gelombang pecah
12. Parameter pergerakan gelombang di pinggir pantai
13. Nilai porositas pada struktur bangunan (refleksi dan transmisi gelombang)
14. Nilai sponge pada struktur bangunan (absorpsi gelombang)
2. Faktor dispersi gelombang terhadap kedalaman
3. Parameter numerik dari diskretisasi fungsi konvektif
4. Syarat batas gelombang
5. Nilai nyata daratan
6. Tinggi muka laut
7. Pembangkit gelombang internal
8. Koefisien kekasaran dasar perairan
9. Viskositas Eddy
10. Metode filter (Low Pass filter)
11. Parameter gelombang pecah
12. Parameter pergerakan gelombang di pinggir pantai
13. Nilai porositas pada struktur bangunan (refleksi dan transmisi gelombang)
14. Nilai sponge pada struktur bangunan (absorpsi gelombang)
Luaran dari modul gelombang Boussinesq adalah sebagai berikut:
1. Tinggi muka laut
2. Level kedalaman
3. P Flux
4. Q Flux
5. Ketebalan intensitas gelombang pecah (Roller thickness)
6. Sudut gelomabng pecah (Roller angle)
7. Tinggi gelombang signifikan
8. Maksimum tinggi gelombang
9. Maksimum tinggi muka laut
10. Minimum tinggi muka laut
11. Rata-rata tinggi muka laut
12. Rata-rata P Flux
13. Rata-rata Q Flux
14. Rata-rata kecepatan komponen zonal
15. Rata-rata kecepatan komponen meridional
16. Rata-rata ketebalan intensitas gelombang pecah (Roller thickness)
17. Sudut kemiringan dari sumbu simetris gelombang secara horizontal (Skewness)
18. Sudut kemiringan dari sumbu simetris gelombang secara vertikal (Atiltness)
19. Sudut kemiringan gelombang untuk mengidentifikasikan karakteristik gelombang non-Gaussian (Kurtosis)
20. Gaya radiasi gelombang
2. Level kedalaman
3. P Flux
4. Q Flux
5. Ketebalan intensitas gelombang pecah (Roller thickness)
6. Sudut gelomabng pecah (Roller angle)
7. Tinggi gelombang signifikan
8. Maksimum tinggi gelombang
9. Maksimum tinggi muka laut
10. Minimum tinggi muka laut
11. Rata-rata tinggi muka laut
12. Rata-rata P Flux
13. Rata-rata Q Flux
14. Rata-rata kecepatan komponen zonal
15. Rata-rata kecepatan komponen meridional
16. Rata-rata ketebalan intensitas gelombang pecah (Roller thickness)
17. Sudut kemiringan dari sumbu simetris gelombang secara horizontal (Skewness)
18. Sudut kemiringan dari sumbu simetris gelombang secara vertikal (Atiltness)
19. Sudut kemiringan gelombang untuk mengidentifikasikan karakteristik gelombang non-Gaussian (Kurtosis)
20. Gaya radiasi gelombang
Komentar
Posting Komentar